Rabu, 15 Mei 2019

Suatu hari aku bertemu dengan orang gila (Al-majnuni Murokab) tak jauh dari makam seorang wali, Dia duk bercakap seperti sedang berbicara dengan seseorang, dia berbicara seperti ini:
" Andaikan mereka tahu bahwa ada wali "Tanpa nama tanpa gelaran" yang memiliki kemampuan seperti Wali Qutub, nescaya mereka akan datang berbondong-bondong sekerap hari mencium tangan wali tanpa nama tanpa gelaran tersebut dan minta di do'akan hajatnya. Jika wali tanpa nama tanpa gelaran itu telah wafat Nescaya mereka akan berlama-lama di perkuburannya berdzikir, berdo'a dan bermuhasabah diri meminta ampun kepada ALLAH MAHA PENGAMPUN atas dosa-dosa mereka selama ini. Andaikan mereka tahu jika mereka sami'na wa athona kepada wali tanpa nama tanpa gelaran nescaya ALLAH SWT akan angkat darjatnya, Namun sayang sekali kerana wali tersebut tanpa nama dan tanpa gelaran, maka ia seringkali dilupakan dan diabaikan setiap orang".

Aku yang dengar percakapannya terkejut dan tergumam "hahhh??? Betulkah ada wali tanpa nama tanpa gelaran yang kemampuannya seperti Wali Qutub ? Siapakah wali tersebut?" persoalan ini berlegar di mindaku. Dengan sedikit rasa takut dan was-was aku dekati dia kerana ingin tahu siapa sebenarnya wali tanpa nama tanpa gelaran yang disebutkan? lalu terjadi dialog aku antara orang gila itu :

Aku : Maaf bang tadi saya dengar abang ada bercakap panjang lebar dan berbicara tentang wali tanpa nama tanpa gelaran, siapakah sebenarnya wali tersebut bang? Mengapa sedemikian hebatnya wali tanpa nama tanpa gelaran tersebut hingga kemampuan dan darjatnya hampir menyamai Wali Qutub ?


Orang gila tersebut menoleh kearahku lalu berkata : " Kamu siapa? kamu mencuri dengar perbualan ku ya? Apa pentingnya kamu perlu tahu tentang wali tanpa nama dan tanpa gelaran?"

Ucapnya dengan nada agak tinggi, Mendengar ucapan suaranya yang agak bernada tinggi dan kasar, membuat aku sedikit risau dan gelabah, lalu aku berkata : " Maaf bang, bukan maksud saya untuk menyinggung perasaan atau mencuri dengar percakapan abang. Saya seorang muhibbun pecinta para Wali-wali ALLAH, Kadang-kadang saya dan para sahabat saya berziarah ke makam para wali, saya teringin tahu dan tertarik dengan wali tanpa nama tanpa gelaran yang abang sebutkan. Kalau boleh tahu, Siapakah wali tersebut bang?"

Orang gila itu tertawa terbahak-bahak dan berkata: "HA HA HA HA HA HAA ..... dasar budak bodoh! Namanya juga wali tanpa nama tanpa gelaran, Tentu saja aku tidak tahu nama wali tersebut dan apa gelaran kewaliannya, kamu ini nampak saja cerdik tapi ternyata bodoh ! , HA HA HA HA HA"

Perucapannya menusuk hatiku dan membuatku sedikit rasa terkilan kerana dia menyebut aku anak bodoh sambil ketawa besar, Wajahku merah padam menahan sedikit emosi, Sepertinya aku tersalah sangka. Ku kira orang gila tersebut orang yang boleh diajak berbual, tapi sebaliknya dia mengatakan aku budak bodoh, Tapi aku memang bodoh pun. Haha, betullah dia cakap namanya juga wali tanpa nama tanpa gelaran jadi mana ada orang yang tahu nama wali tersebut? Siapa yang tahu gelaran wali tersebut sedangkan wali tersebut tanpa gelaran? Ahh! sudahlah sebaiknya aku abaikan saja dia, aku pun terus memusingkan badan dan menoleh mukaku dengan wajah masam hendak meninggalkan orang gila tersebut,

Tiba-tiba dia berkata, " Hai budak bodoh mahu ke mana kalian? Kalian ini bagaimana? Datang pun tidak mengucapkan salam. Malah pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam. Baru diejek begitu saja sudah bermuka masam dan emosi, apakah mursyidmu yang seorang wali qutub tidak mengajarkanmu untuk mengucapkan salam saat datang dan pergi? Apakah mursyidmu yang seorang wali tidak mengajarkanmu untuk bersabar menahan celaan dan hinaan?"

Langkah ku terhenti. Astaghfirullah .... Hatiku tersentak, betul juga, aku tadi datang tanpa mengucapkan salam kepada beliau sebelum bertanya dan kini aku juga pergi begitu saja tanpa mengucapkan salam. Dan tak kusangka dia menyebut mursyidku seorang Wali Qutub. Sepertinya dia mengenal mursyidku...

Kemudian aku kembali menghampirinya dan berkata, " Assalammu' alaikum bang mohon maaf bang atas kelancangan dan sikap saya kerana datang dan pergi tanpa mengucapkan salam. Sekali lagi saya mohon maaf" (sambil mencuba memegang tangannya untuk menyalam dan mencium tangannya). Orang gila itu menepis tanganku seraya berkata "Sudah! cukup minta maaf saja, Tak perlu cium tangan bagai"

Aku jadi serba salah, Tiba-tiba suasana menjadi senyap sejenak beberapa minit, aku diam dan dia pun diam. Setelah beberapa minit, Lalu dia pun berkata, "Kenapa kamu masih disini?"

"Errr tidak ada apa bang. Saya masih tertanya tanya dan ingin tahu siapakah wali tanpa nama dan tanpa gelaran yang dimaksudkan?

Orang gila itu lantas bertanya, "Kamu ini tak faham faham juga, sudah berapa lama kamu belajar tassawwuf pada gurumu?"

Aku menjawab "sudah hampir 7 tahun, bang"

Lalu orang gila itu berkata sambil menepuk pahanya. " Sudah 7 tahun? Takkan masih tidak tahu wali tanpa nama dan tanpa gelaran , Apakah mungkin gurumu tidak memberitahu mu?"


Aku menjawab, "saya sering membaca dan mendengar khutbah dari guru saya bang. Tapi saya belum tahu dan belum pernah dengar ada wali tanpa nama dan tanpa gelaran, dan guru saya pun tidak pernah menyebutkan siapa wali tersebut"

Orang gila itu tertawa (Hahaha) lalu berkata, "Sebenarnya gurumu ada menyebutkannya. Bahkan berulang-ulang kali menyebutkannya. hanya saja kamu yang tak faham-faham dengan maksud gurumu. Lagi pula sebutannya wali tanpa nama dan tanpa gelaran, jelas gurumu tidak tahu nama wali tersebut dan tidak tahu gelaran wali tersebut. Tapi kamu sendiri tahu siapa wali tersebut, bahkan wali tersebut begitu dekat denganmu"

Aku tergumam dan berkata dalam hati "Aikkk ??" Aku sudah mengenal wali tersebut? siapa dia?


Orang gila itu tertawa kecil "He..he..he ... Wali tanpa nama dan tanpa gelaran itu adalah orang tuamu sendiri. Nah sekarang aku tanya kamu... sememangnya aku kenal siapa nama orang tuamu dan gelaran bagi orang tuamu? Tentu aku tak tahu"

Aku jadi bertambah bingung dan semakin tertanya-tanya, " Orang tuaku? maksud abang kedua orang tua ku adalah wali tanpa nama dan tanpa gelaran? Mengapa pula begitu ?"

Orang gila itu mula menatap mataku dengan tajam, lalu bangkit dari duduknya lalu berkata, "Apakah kau tidak tahu tentang Uwais Al Qarni, Salah satu sahabat yang tidak pernah bertemu NABI secara fizik dan juga seorang wali? Apa yang menyebabkan dia memiliki darjat yang begitu agung hingga namanya terkenal di langit walau di bumi tak ada seorangpun mengenalnya? kau tahu??!!

"Uwais al Qarni pernah berkata bahwa ibunya pernah berkata dan mendo'akannya "anakku Uwais, aku tahu hatimu begitu sangat mencintai dan menginginkan dapat bertemu NABI MUHAMMAD Sallahu Alayhi Wa'sallam. Namun kini kau datang padaku dengan wajah dirundung sedih kerana tak berhasil menemui RASULULLAH Sallahu Alayhi Wasallam dan kau memilih segera pulang kerana memikirkan dan merisaukan aku ibumu ini nak, dan aku redha padamu, YA ALLAH kau MAHA TAHU, saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah redha pada anakku, Maka terimalah redhaku ya ALLAH dan redhailah anakku Uwais",

Orang Gila itu berkata lagi, "Dan apa kau tidak kau tahu bahwa Sulthonul AWLIYA SYEIKH ABDUL QADIR JAILANI, di masa kecilnya ketika dirompak malah berkata jujur tentang kantung emas yang ia bawa, perompak itu kehairanan mengapa dia malah jujur mengatakan kantung emas yang dibawanya, padahal setiap orang yang kena rompak selalu berbohong tentang bawaannya dan berusaha menyembunyikannya dari perompak. Lalu kau tahu apa kata SYEIKH ABDUL QADIR JAILANI? Beliau berkata "Ketika aku hendak pergi menuntut ilmu, ibuku berpesan "anakku .. bila engkau bertemu dengan siapapun maka jujurlah jangan berbohong, sungguh ibu lebih redha bila engkau jujur, sekalipun engkau harus kehilangan harta dan bekalanmu daripada kau harus kehilangan kejujuranmu".

Orang gila itu teruskan berkata kepadaku, "Lihatlah ibumu, berapa lama dia menanggung dirimu dalam perutnya? Apakah kau sanggup menahan perit dan pedih seperti dirinya hanya untuk menginginkan kau lahir di dunia hingga bertarung nyawa agar kau dilahirkan sihat dan selamat?? Apakah kau pernah memikirkan hal ini ?? Itu kekuatan ALLAH SWT yang dianugerahkan kepada ibumu melalui RAHMAN dan RAHIM NYA, ini adalah sumber kekuatan para AWLIYA"

Aku diam seribu bahasa, terasa hati ini ingin menangis sekuat kuatnya. Lalu orang gila itu berkata lagi, "KAU BANGGA DAN TAKJUB DENGAN KAROMAH PARA WALI TAPI, PERNAHKAH KAU BANGGAKAN DAN TAKJUB DENGAN KAROMAH IBUMU YANG ALLAH SWT anugerahkan kepadamu? PERNAHKAH KAU BANGGA DAN TAKJUB DENGAN KAROMAH IBU YANG MENGAJARKAN BERKATA-KATA KETIKA KAMU MASIH BAYI?" Tidurnya sedikit kerana kau selalu menangis, Sebagaimana para AWLIYA yang tidurnya sedikit kerana memikirkan ummat NABI MUHAMMAD SAW yang banyak berkeluh kesah. Apakah kau tidak tahu kalau itu adalah bukti karomah ibumu?, tidakkah kau pernah mendengar kalimat ini...

"Redha orang tua adalah redhanya ALLAH. Para awliya mereka menjadi Wali Qutub disebabkan redha dari orang tua mereka, Tidakkah kau sedar bahwa do'a dan harapan kedua orang tuamu hampir setara dengan Wali Qutub ?" Siapa Doanya Lebih makbul dan mustajab antara wali dan doa seorang Ibu kepada anaknya?"

Astaghfirullah al'azim..... Ya Allah . mendengar celotehan orang gila tersebut seakan petir menyambar seluruh tubuhku, badanku rasanya hancur binasa ... ingin sekali aku rasanya menangis sekuat-kuatnya ...

Orang gila itu berdiri lalu berkata sambil menunjuk kearahku, "Lihat dirimu, kelak kau akan jadi seorang BAPA. Apakah kau tahu karomah bapamu selama ini? Lihat tangannya, lihat punggungnya lihat kulitnya, setiap hari ia membanting tulang agar kau tetap dapat makan, tetap tertawa, tetap tersenyum, dia bekerja siang dan malam hanya untuk mengabulkan segala macam pinta dan rengekmu, ketika kau kecil dirimu melakukan kesalahan dialah orang yang paling depan membelamu, ketika kau dalam bahaya dia rela menghadapi bahaya itu untuk menyelamatkanmu, dia tanggung bebanmu dan ibumu di belakangnya walau kian tua dia tetap berusaha menjagamu sehingga dewaaa, tidakkah kau sedari bahwa bapamu itu seorang MUJAHID FISABILILLAH? yang setiap hari dia berjuang menafkahi kehidupanmu dan adik beradikmu bertahun-tahun bahkan berpuluh tahun, dia bapamu! Dia adalah MUJAHIDIN kebanggaanmu"

Ya Rabb , aku seperti hancur-lebur mendengar lotehan orang gila tersebut, bahkan ternyata selama ini aku yang gila bukan dia, aku melupakan siapa sesungguhnya orang tuaku sendiri, aku melupakan semua yang mereka beri padaku, bahkan aku sering takjub akan pesona dan karomah wali tapi aku tak pernah sedar dengan orang tuaku sendiri yang merupakan wali tanpa nama dan tanpa gelaran kewalian.

Sesaat kemudian orang gila itu berlalu meninggalkanku tanpa sepatah katapun .... aku mengikuti dia dari belakang ingin tahu ke mana dia pergi ... Dan dia mendatangi 2 kubur, dan dia duduk bersila di sana .... mulutnya kumat-kamit seperti orang yang berdialog lalu kemudian dia tertawa terbahak-bahak sambil senyum di hadapan 2 kuburan itu, tapi aku tak tahu kuburan siapakah itu namun aku berhusnudzon mungkin itu kuburan seorang wali besar, kerana dari celotehan orang gila itu sepertinya dia tahu benar tentang wali, jadi aku fikir itu kuburan seorang wali ....

Tiba-tiba setelah selesai dia tertawa, dia diam .... suasana menjadi hening .... kemudian kulihat dia mulai menangis. Menitiskan airmata dengan suara teresak-esak, tangisannya begitu pilu sehingga menyayat hatiku untuk turut menangis ... aku tak tahu apa yang diucapkannya, sambil tangannya membelai belai kuburan itu, tangisannya menjadi lebih emosi, aku menjadi sedih bercampur bingung kerana tidak tahu mengapa beliau menangis ... Namun akhirnya aku faham mengapa dia meraung-raung menangis di kuburan yang kusangkakan seorang wali, ditengah tangisnya aku mendengar dia mengucapkan "Makkk ... " , lalu pada kuburan yang sebelahnya dia berkata "Ayah ... "

Kini aku baru faham mengapa orang-orang mulai menganggap dia gila, sebab dia sering tertawa, menangis meraung, dan bercakap-cakap sendiri di kuburan ... seandainya aku jadi dia boleh jadi aku akan sama dengannya menjadi gila kerana ditinggalkan pergi oleh kedua orang paling yang disayangi ...kita tidak tahu apa yang dilaluinya.

Aku membalikkan badanku dan beransur pergi ... bergegas ingin pulang ke rumah untuk menemui kedua orang tuaku yang masih hidup. Alhamdulillah aku merasa beruntung masih memiliki wali tanpa nama tanpa gelaran yang masih ada di depanku... Sepanjang jalan aku berdoa kepada Allah : "robbighfirlii waliwaalidayya warhamhuma kamaa robbayaanii shogiroo..
 
 
 

" Sayangilah Ayah Dan Ibu Kalian Sementara Allah Masih Meminjamkan Pada Kalian."

0 zmn org suka mengomen:

TeRhAnGaT

get this widget here

nyinggoh borok ngekek

mai la slalu

Blog Archive

TerHangiTTT

SuaM KukU

tutorial kongsi panduan untuk beginner easy rider

sharing is caring bio sampei garing  utk sapa yg nak join geng kangkang@ketiak nampak