"SIAPA yang tak mahu menghadap ALLAH dengan kelembutan kebaikan-Nya, maka dia akan ditarik dengan belenggu ujian."
مَنْ لَمْ يَقْبَلْ عَلَى اللهِ بِمُلاَ طَفَاتِ اْلاِحْسَان قَيَّدَ إِلَيْهِ بِسَلاَسِلِ اْلاِمْتِحَانِ.
-- Syeikh Ibnu Atha'illah dalam Al-Hikam.
Saudaraku, selama ini ALLAH selalu menarik kita untuk mendekati kepada-Nya dengan kelembutan anugerah-Nya, namun kita selalu tak menyedarinya. Berkali-kali dengan kelembutan kasih-Nya, Dia menarikmu untuk mendekati, tapi berkali-kali pula kita mengabaikan-Nya. Bahkan, kita berusaha melalaikan sejuknya ampunan dan manisnya rahmat ALLAH.
Jadi, lebih baik ditarik dengan lembut atau kasar? Apakah kita harus menunggu belenggu ujian-ujian untuk menghadap-Nya? Apakah menunggu sakit dan jatuh miskin, baru kita mau mendekati kepada ALLAH? Apakah kita menunggu amarah-Nya lalu memohon ampunan?!
✅ Fikir-fikirkanlah dan renung-renungkanlah!
0 zmn org suka mengomen:
Catat Ulasan