DALAM kitab Al-Mahabbah, Imam Al-Ghazali bercerita tentang kerinduan Ibrahim bin Adham kepada ALLAH SWT yang begitu dahsyat. Sebuah kerinduan yang sangat menggelisahkan jiwanya. Ibrahim begitu kecewa dan gelisah. Suatu hari Ibrahim bin Adham berkata,
“Wahai Rabb-ku. Jika Engkau pernah memberi salah seorang daripads para pecinta-Mu sesuatu yang dapat menenangkan hatinya sebelum bertemu dengan-Mu, maka berikanlah juga itu padaku! Sungguh aku kecewa dan gelisah dibuatnya.”
Setelah itu, aku bermimpi berdiri di hadapan-Nya, Dia berfirman, “Wahai Ibrahim. Apakah engkau tidak malu meminta agar Aku memberimu sesuatu yang dapat menenangkan hatimu sebelum bertemu dengan Aku? Apakah orang yang tercekam rindu dapat tenang hatinya sebelum bertemu kekasihnya?”
Lalu, aku pun menjawab, “Wahai Rabb-ku. Kecintaanku kepada-Mu telah melambung tinggi hingga aku tak tahu bagaimana harus berkata. Ampunilah aku. Ajarilah apa yang harus aku ucapkan.”
Maka, ALLAH menjawab, “Ucapkanlah, Ya Allah... Relakanlah aku dengan ketentuan-Mu, sabarkanlah aku atas cubaan-Mu, dan berikanlah aku kesedaran untuk mensyukuri segala nikmat-Mu.”
Jadi, menurut Imam Al-Ghazali, kerinduan seperti ini baru akan reda dan menemukan ketenangan nanti di akhirat kelak. Kerinduan ini hanya berakhir di akhirat melalui perjumpaan dan penyaksian langsung terhadap Allah Azza wa Jalla.
-
Daripada Imam Al-Ghazali dalam kitab Al-Mahabbah wa al-Syawq wa al-Uns wa al-Ridha, Ihya Ulumuddin.
0 zmn org suka mengomen:
Catat Ulasan