“Orang yang mencintai akan menjadi orang yang dicintai jika hatinya bersih daripada selain ALLAH SWT, sehingga ia tidak berharap meninggalkan-NYA. Hati akan sampai ke tingkat ini disebabkan kerana ia menunaikan berbagai ibadah fardhu, bersabar menghadapi perkara-perkara yang haram dan subahat, selalu mengambil sesuatu yang harus dan halal, .meninggalkan hawa nafsu dan syahwat, dan bersikap wara’.
Serta melakukan kezuhudan secara sempurna, yakni meninggalkan selain-NYA, melakukan perlawanan terhadap hawa nafsu dan syaitan, serta menyucikan hati daripada para makhluk, sampai akhirnya sama baginya antara pujian dan celaan, atau sama keadaanya saat diberi nikmat atau tidak diberi.
Mereka yang berada di maqam ini adalah yang telah mengalami penyaksian Laa ilaha illa Allah (Tiada tuhan selain Allah), hingga merasakan sama antara rumah dan tanah. Orang yang benar hatinya dan bersambung kepada Tuhannya, baginya sama antara rumah dan tanah, pujian dan celaan, sakit dan sihat, kaya dan miskin, serta dunia menghampiri atau membelakanginya.
Barangsiapa yang memiliki hal tersebut maka matilah hawa nafsunya, padamlah api tabiatnya, syaitan tunduk kepadanya, dunia dan para pemiliknya merasa hina di hatinya, kemudian ia berpaling daripada semua itu dan menghampiri ALLAH Yang Maha Penguasa. Hatinya meninggalkan makhluk dan melangkah menghampiri-NYA.
Dalam keadaan seperti ini, dia disebut sebagai seorang yang mulia di seluruh semesta, dan seluruh makhluk berada di bawah kaki hatinya. Mereka berlindung di bawah bayang-bayangnya.”
-- Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Jala Al-Khathir.
0 zmn org suka mengomen:
Catat Ulasan