“Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan.”
- (QS. Az-Zumar [39]: 42).
Rasulullah SAW bersabda,
“Tidurnya orang Alim lebih besar pahalanya daripada ibadahnya orang bodoh.”
- (HR. Ath-Thabarasi di Makârim Al-Akhlâq).
Menurut Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani, hal ini berlaku bagi orang yang kalbunya hidup dengan menyebut asma-asma tauhid, dengan lisan sirri tanpa huruf dan suara.
Allah SWT berfirman dalam Hadis Qudsi, “Manusia adalah rahsia-Ku dan Aku adalah rahsia manusia.”
Jadi, manusia yang mampu melihat sifat-sifat Allah SWT pada segala sesuatu yang ada dan terjadi di muka bumi ini, pasti akan melihat Zat Allah di akhirat (Alam Lahut) tanpa perantara. Melihat sifat-sifat Allah inilah yang sering diakui oleh para wali.
Sayyidina Umar bin Khattab mengatakan, “Hatiku melihat Tuhanku dengan cahaya daripada Tuhanku.”
Sayyidina Ali bin Abi Thalib juga mengatakan, “Aku tidak menyembah Tuhan yang tidak aku lihat.”
-- Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Sirrul Asrar.
0 zmn org suka mengomen:
Catat Ulasan