Selasa, 25 Jun 2019

MENURUT Imam Al-Ghazali, mengenal diri adalah kunci utama untuk mengenal ALLAH. "Man 'arafa nafsahu 'arafa rabbahu' (Siapa mengenal dirinya, maka telah mengenal Rabbnya).

Imam Al-Ghazali mengatakan:

"Sungguh, tak ada yang lebih dekat kepadamu kecuali dirimu sendiri. Jika kau tidak mengetahui dirimu sendiri, bagaimana dapat mengetahui yang lain. Pengetahuanmu tentang diri sendiri, daripada sisi lahir seperti bentuk muka, badan, anggota tubuh, dan lainnya sama sekali tak menghantarmu mengenal Rabb. Begitu juga pengetahuanmu tentang karakter fisikal, seperti pengetahuanmu; jika kau lapar, kau makan, jika sedih kau menangis, dan jika kau marah kau menyerang. Itu bukanlah kunci mengenal Rabb. Sebab, bagaimana boleh kau mencapai kemajuan dalam perjalanan batin jika kau mengandaikan naluri haiwani seperti itu?

Jadi, pengetahuan yang benar tentang diri meliputi hal berikut ini:
Siapa aku dan dari mana aku.datang? Ke mana aku pergi, apa tujuan kedatangan dan persinggahanku di dunia ini? Di manakah kebahagiaan sejati dapat kutemukan?

Ketahuilah, ada tiga ( 3 ) sifat yang bersemayam dalam dirimu: sifat haiwan, sifat syaitan dan sifat malaikat. Kau harus temukan, mana di antara ketiganya kebetulan dan mana yang penting? Tanpa mengungkap rahsia ini tak akan kau temukan kebahagiaan sejati!

Langkah pertama mengenal diri adalah menyedari bahawa dirimu terdiri atas bentuk luar yang disebut jasad, dan wujud dalam yang disebut kalbu atau roh. Kalbu yang dimaksudkan bukanlah segumpal daging yang terletak di dada kiri, melainkan tuan yang mengendalikan semua fakulti lainnya dalam diri, serta mempergunakannya sebagai alat dan pelayannya.

Pada hakikatnya, ia bukan sesuatu yang inderawi, melainkan sesuatu yang ghaib. Ia muncul ke dunia ini sebagai pelancong dari negeri asing untuk berdagang, dan kelak akan kembali ke negeri asalnya. Pengetahuan tentang wujud dan sifat-sifatnya inilah yang menjadi kunci mengenal ALLAH.


Mengenai hakikat kalbu atau roh dapat diperolehi seseorang dengan menutup matanya dan melupakan segala sesuatu di sekitarnya selain dirinya sendiri. Dengan begitu ia akan mengetahui keterbatasan sifat dirinya itu."

-- Imam Al-Ghazali, Kimiya As-Sa'adah.

Related Posts:

  • melawak dengan cara mengarut? Al-Abbas bin Muhammad Ad Dauri menceritakan kepada kami, Ali bin AI-Hasan menceritakan kepada kami, Abdullah bin Al Mubarak menceritakan kepada kami dari Usamah bin Zaid dari Said Al-Maqburi dari Abu Hurairah berkata: "Para… Read More
  • jangan gurau sembarangan Qutaibah menceritakan kepada kami, Hatim bin Ismail memberitahukan kepada kami dari Abdur Rahman bin Adrak Al Madini dari Atha' dari Ibnu Mahak dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Ada tiga perkara yang … Read More
  • dosa itu apa? Dari Nawwas bin Sam'an Al Anshari r.a., katanya: "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw. tentang erti kebajikan dan dosa." Sabda beliau, "Kebajikan itu ialah budi pekerti yang indah. Sedangkan dosa ialah perbuatan … Read More
  • malu perisai diri Mewartakan kepada kami 'Abdullah bin Sa'id; mewartakan kepada kami Sa'id bin Muhammad Al-Warraq; mewartakan kepada kami Shalih bin Hayyan, dari Muhammad bin Ka'ab Al-Qurazhiy, dan Ibnu 'Abbas, dia berkata: Rasulullah saw. b… Read More
  • restroom.. patut la mudah dapat idea kat situ Dari Zaid bin Arqam dari Rasulullah S.A.W. beliau bersabda: "Sesungguhnya tempat buang air (tandas) ini didatangi syaitan-syaitan. Maka apabila seseorang di antara kamu mendatangi tandas, hendaklah dia mengucapkan: "A'… Read More

0 zmn org suka mengomen:

TeRhAnGaT

get this widget here

nyinggoh borok ngekek

mai la slalu

356,887

Blog Archive

TerHangiTTT

SuaM KukU

tutorial kongsi panduan untuk beginner easy rider

sharing is caring bio sampei garing  utk sapa yg nak join geng kangkang@ketiak nampak