"KEADAAN kalbu bagaikan atap rumah. Jika engkau menyalakan api di dalam rumah, asapnya akan membumbung ke atap dan membuatnya hitam. Seperti itu pulalah api syahwat. Ketika api syahwat berkobar dalam tubuh, asap-asap dosa akan naik ke kalbu dan menghitamkannya.”
-- Syekh Ibnu Atha’illah dalam kitab Taj Al-‘Arus.
Muhammad Najdat menjelaskan, amal kebaikan akan melahirkan cahaya dalam kalbu, menjadi kekuatan pada tubuh, menjadi sinar pada wajah, kelapangan rezeki, serta kecintaan di hati makhluk. Sebaliknya, amal keburukan akan melahirkan kegelapan dalam kalbu, menjadi suram pada wajah, kelemahan badan, merasa kurang dalam urusan rezeki, serta mendapat kebencian di hati makhluk.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Mukmin berbuat dosa, terdapat goresan hitam di kalbunya. Jika bertaubat, sedar dan meminta ampunan, maka kalbunya akan menjadi bersih. Namun, jika dosanya bertambah, maka bertambah pulalah goresan tersebut sehingga mendominasi hati. Itulah hijab yang disebutkan oleh Allah, ‘Sekali-kali tidak (demikian). Sebenarnya apa yang selalu mereka kerjakan telah menutup hati mereka.”
-- (QS Al-Muthaffifun [83]:14).
-- (QS Al-Muthaffifun [83]:14).
Hudzaifah Ibn Yaman r.a. meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW bersabda,
“Fitnah dan ujian menyerang kalbu seperti jalinan tikar yang terangkai seutas demi seutas. Ketika kalbu menerima fitnah, goresan hitam melekat padanya. Sedangkan ketika kalbu tidak menerimanya, akan tergores titik-titik putih. Dengan demikian, kalbu terbahagi menjadi dua macam. Pertama, hati yang putih bersih laksana batu pualam bening yang tidak ternodai fitnah selama bumi dan langit terbenam. Kedua, kalbu yang hitam legam dan cekung bagaikan gayung terbalik sehingga ia tidak mengenal yang makruf dan tidak mengingkari yang mungkar, kecuali apa-apa yang diserap oleh hawa nafsu.”
-- (HR Muslim).
“Fitnah dan ujian menyerang kalbu seperti jalinan tikar yang terangkai seutas demi seutas. Ketika kalbu menerima fitnah, goresan hitam melekat padanya. Sedangkan ketika kalbu tidak menerimanya, akan tergores titik-titik putih. Dengan demikian, kalbu terbahagi menjadi dua macam. Pertama, hati yang putih bersih laksana batu pualam bening yang tidak ternodai fitnah selama bumi dan langit terbenam. Kedua, kalbu yang hitam legam dan cekung bagaikan gayung terbalik sehingga ia tidak mengenal yang makruf dan tidak mengingkari yang mungkar, kecuali apa-apa yang diserap oleh hawa nafsu.”
-- (HR Muslim).
Jadi, maksiat akan mengotori kalbu dan menghitamkannya. Sebaliknya, mengingkari maksiat dan bertaubat daripadanya akan membersihkan dan memutihkan kalbu. Kalbu seperti itulah yang dipenuhi keimanan, kecintaan kepada Allah, dan rasa takut kepada-Nya.
– Syeikh Ibnu Atha’illah dalam kitab Taj al-‘Arus, syarah oleh Dr. Muhammad Najdat.
0 zmn org suka mengomen:
Catat Ulasan