SYEIKH ABDUL QADIR AL-JAILANI qaddasallahu sirrahu mengatakan:
"Wahai kalian yang kalbunya mati, kalian harus senantiasa mengingati Tuhan kalian, membaca Kitab-Nya, mengikuti Sunnah Rasul-Nya, dan menghadiri majlis-majlis zikir. Dengan demikian kalbu kalian akan hidup kembali, sebagaimana bumi yang mati dihidupkan kembali dengan hujan yang menyegarkan.
Zikir yang terus-menerus adalah penyebab kebaikan yang terus-menerus di dunia ini dan di akhirat nanti. Apabila kalbu seseorang sihat, maka zikir akan menjadi hal yang terus-menerus terjadi di dalamnya. Zikir terukir di sekitarnya dan di seluruh ruangnya, sehingga matanya boleh saja tertidur, tetapi kalbunya akan selalu mengingati Tuhannya. Dia mewarisi ini daripada Nabinya SAW, yang biasa mengingati Allah di setiap saat.
Hamba-hamba Tuhan secara normal akan tidur hanya jika ngantuk menguasai mereka secara tak tertahankan lagi, meskipun ada sebahagian orang di antara mereka yang dengan sengaja tidur satu jam di malam hari, sebagai cara untuk membantu diri mereka agar boleh bangun sepenuhnya sepanjang sisa malamnya.
Dengan memberikan sedikit kelonggaran ini kepada keperluan diri rendahnya (nafs), mereka akan menenangkannya dan mencegahnya daripada mendatangkan kesulitan serius kepada mereka.
Alkisah, diceritakan bagaimana seorang yang soleh — semoga Allah Yang Maha Tinggi melimpahkan rahmat-Nya kepadanya — sedang memegang seuntai tasbih dan menggunakannya untuk menghitung puji-pujiannya kepada Tuhan, sampai suatu saat dia tertidur. Kemudian dia terbangun dan melihat bahawa biji-biji tasbihnya masih berputar di tangnnya, sementara lidahnya masih mengucapkan zikir kepada Tuhannya.
Seorang soleh yang lain lagi biasa memaksa dirinya untuk tidur di sebagian malam, dan akan mendapati dirinya siap untuk itu tanpa betul-betul memerlukan istirahat. Ketika ditanya tentang hal itu, dia berkata: “Kalbuku melihat Tuhanku.”
Dia mengatakan kebenaran dalam apa yang dikatakannya, sebab mimpi yang benar (manâm shâdiq) adalah wahyu daripada Allah. Apa yang dia sukai ada di dalam tidurnya.
Apabila seseorang dekat kepada Allah, maka malaikat-malaikat-Nya akan diberi tugas mengawasinya setiap saat. Jika dia tidur, mereka akan duduk di arah kepalanya dan di arah kakinya; mereka menjaganya baik di depannya mahupun di belakangnya.
Syaitan mungkin akan mencuba untuk menggodanya, tetapi dia tidak akan merasakan kedekatannya, sebab dia tidur dalam penjagaan Allah, dan dalam penjagaan-Nya dia akhirnya akan terjaga kembali. Apakah dia bergerak ataukah diam, dia selalu dalam penjagaan Allah Yang Maha Tinggi.
Ya Allah, jagalah kami daripada semua keadaan, dan: Berilah kami kebaikan di dunia ini, dan kebaikan di akhirat juga, dan jagalah kami daripada siksa neraka!" - (QS 2:201).
-- Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam Jala Al-Khawathir.
0 zmn org suka mengomen:
Catat Ulasan