Isnin, 24 Februari 2020

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani qaddasallahu sirrahu mengatakan:

"Terdapat empat jenis manusia:

Pertama, manusia yang tak berlidah dan tak berhati. Mereka adalah manusia biasa, bodoh, dan hina. Mereka ini tak pernah ingat kepada Allah. Tak ada kebaikan dalam diri mereka. Mereka ini bagai sekam yang tak berbenih, jika Allah tak mengasihi mereka, membimbing hati mereka kepada keimanan pada-Nya.
Kerana itu, waspadalah dan jangan menjadi seperti mereka. Ini adalah manusia-manusia sengsara dan dimurkai oleh Allah. Mereka adalah penghuni neraka. Mari berlindung kepada Allah dari mereka.
Hiasilah dirimu dengan makrifat. Jadilah guru kebenaran, pembimbing ke jalan agama, menjadi pemimpin dan penyeru agama. Ingatlah, kau harus mengajak mereka taat kepada Allah dan memperingatkan mereka akan dosa.

Kedua, manusia berlidah, tapi tak berhati. Mereka bijak berkata, tapi tak berbuat bijak. Mereka menyeru orang kepada Allah SWT, tapi mereka sendiri menjauh dari-Nya. Mereka jijik terhadap noda orang lain, tapi mereka sendiri tenggelam dalam lautan noda.
Kerana itu, menjauhilah dari mereka agar kau tak terseret oleh manisnya lidah mereka, yang kelak api dosanya membakarmu, lalu kebusukan hatinya akan membinasakanmu.

Ketiga, manusia berhati tapi tak berlidah. Mereka adalah Mukmin yang telah diberkati, diberi pengetahuan tentang noda-noda dirinya, dikurniai hati yang mencerahkan, dan menyedari mudaratnya bergaul dengan manusia, kekejaman dan kekotoran lidah, dan meyakini bahawa keselamatan manusia ada pada sikap diam. Sebagaimana sabda Nabi saw, "Barangsiapa selalu diam, maka ia memperoleh keselamatan." (HR Ahmad dan At-Tirnidzi).
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya pengabdian kepada Allah terdiri dari sepuluh bahagian, dan yang sembilan bahagian dari itu adalah sikap diam."(HR Ibnu Abi Dunya).
Hunad Ibn As-Sari dalam kitab Az-Zuhud meriwayatkan hadis dari Abu Dzar Al-Ghifari, Rasulullah SAW bersabda, "Belumkah aku beritahukan pada kalian ehwal ibadah paling ringan dan mudah bagi badan? (ia adalah) diam dan berakhlak baik."
Mereka adalah para wali Allah, yang dalam rahsia-Nya tersembunyi, dilindungi, diberkati dan dirahmati-Nya.

Keempat, manusia yang berlidah dan berhati. Mereka adalah orang-orang yang diundang ke dunia ghaib, yang dibalut pakaian kemuliaan, hal seperti yang disebut dalam Hadis, "Barangsiapa yang mengetahui dan bertindak sesuai pengetahuannya dan memberikannya kepada orang lain, maka dia akan diundang ke dunia ghaib dan menjadi mulia." (HR An-Nasa'i)
Mereka ini adalah orang 'alim yang memiliki pengetahuan tentang Allah dan tanda-Nya. Hatinya menjadi penyimpan pengetahuan yang langka tentang-Nya, dan Dia menganugerahkan kepadanya rahsia-rahsia yang disembunyikan-Nya dari yang lain. Dia memilihnya, mendekatinya, membimbingnya, memperluas hatinya agar bisa menampung rahsia dan pengetahuan hingga menjadikannya pekerja di jalan-Nya, penyeru hamba-hamba-Nya kepada kebajikan, pengingat akan siksaan perbuatan-perbuatan keji dan menjadi hujjatullah di tengah mereka.
Mereka menjadi pemandu, pembimbing, perantara, seorang shiddiq dan saksi Al-Haq, wakil para Nabi, dan pilihan Allah.

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Adb as-Suluk wa at-Tawasul ila Manazil al-Muluk.

0 zmn org suka mengomen:

TeRhAnGaT

get this widget here

nyinggoh borok ngekek

mai la slalu

Blog Archive

TerHangiTTT

SuaM KukU

tutorial kongsi panduan untuk beginner easy rider

sharing is caring bio sampei garing  utk sapa yg nak join geng kangkang@ketiak nampak